Di serambi, untuk sejenak..
Kunantikan bayang yang mengepung datang
Dari arakan merah di sisi barat
Kunantikan bayang yang mengepung datang
Dari arakan merah di sisi barat
Bukan gentar tak memaku
Riak yang selalu kau cintai
Sebab sebentar lagi tiba giliranmu,
Lisan yang senantiasa kelu
Riak yang selalu kau cintai
Sebab sebentar lagi tiba giliranmu,
Lisan yang senantiasa kelu
Sayup menggelayuti waktu
Barisan asaku mundur satu demi satu
Kembali pada nyata yang memejam dalam
Menyesalkan kepergian kemarin
Barisan asaku mundur satu demi satu
Kembali pada nyata yang memejam dalam
Menyesalkan kepergian kemarin
Ah, harusnya aku tetap tinggal disini
Menumbuhkan bunga-bunga mati
Harusnya kuhaturkan segala bakti
Pada mimpi yang sempat kuingkari
Menumbuhkan bunga-bunga mati
Harusnya kuhaturkan segala bakti
Pada mimpi yang sempat kuingkari
Tumbuhkanlah bunga bunga mati itu
ReplyDeleteWalau hati melayang ke dekapan ilusi lain
Namun raga mesti berdiri tegak
Walau hati tak ingin kan itu
Namun urang dibutuhkan manusia lain
Jadilah awan yang senantiasa melindungi
Jadilah mentari saat badai menutup cakrawala hingga sendu yang berbisik
Bahkan jadilah lilin kecil di tengah gelapnya alam
Karena kau kan punya banyak teman bahkan melebihi penduduk langit dan bumi
Tumbuhkanlah bunga bunga mati itu
ReplyDeleteWalau hati melayang ke dekapan ilusi lain
Namun raga mesti berdiri tegak
Walau hati tak ingin kan itu
Namun urang dibutuhkan manusia lain
Jadilah awan yang senantiasa melindungi
Jadilah mentari saat badai menutup cakrawala hingga sendu yang berbisik
Bahkan jadilah lilin kecil di tengah gelapnya alam
Karena kau kan punya banyak teman bahkan melebihi penduduk langit dan bumi